Anggada adalah salah seorang senapati tentara wanara negara Kiskenda dalam pemerintahan Prabu Sugriwa. Ayahnya adalah Resi Subali, ibunya bernama Dewi Tara, putri Batara Indra. Subali dan Sugriwa, atas perintah dewa, telah menang dalam perang melawan Prabu Maesasura, dengan seluruh balatentaranya.
Sesudah peristiwa Kiskenda, Sugriwa dikawinkan dengan Dewi Tara dan dinobatkan menjadi raja. Kerajaan Kiskenda dihadiahkan kepadanya. Atas hasut-fitnah Prabu Dasamuka, negara Kiskenda diserang Subali, yang merasa bahwa kemenangan atas Kiskenda, Subali-lah yang melakukannya. Prabu Sugriwa dengan tentaranya terpaksa meninggalkan negaranya. Subali akhirnya menduduki Kiskenda dan memperistri Dewi Tara. Dalam perkawinan ini lahirlah wanara Anggada.
Sugriwa dapat kembali menduduki Kiskenda setelah Subali dapat dibinasakan oleh Sri Rama. Anggada tetap mengikuti ibunya, Dewi Tara, yang kembali menjadi istri Sugriwa.
Dalam lakon “Hanoman Duta”, Anggada sangat iri hati atas pengangkatan Hanoman, saudara sepupunya, sebagai duta ke Alengka untuk menyelidiki tempat disembunyikannya Dewi Sinta, istri Rama. Di dalam lakon “Anggada Balik”, ia diutus Sri Rama untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Sri Rama, Anggada kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya.
Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota Prabu Dasamuka dan dipersembahkan kepada Sri Rama. Dalam perang besar Alengka, Anggada menunjukkan kepahlawanannya di medan perang, ia berhadapan langsung dengan putra mahkota Alengka, Indrajit, putra Dewi Tari, saudara sepupunya. Atas jasanya ia mendapat tambahan nama “Jaya” yang berarti unggul, maka dari itu ia lazim disebut Jaya Anggada. Seperti wanara yang lain, Anggada tidak dapat diketahui akhir hidupnya. Sumber
SUMBER LAIN :
Anggada atau Hanggada adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah wanara muda yang sangat tangkas dan gesit. Kekuatannya sangat dahsyat, sama seperti ayahnya, yakni Subali. Dalam kitab Ramayana disebutkan bahwa ia dapat melompat sejauh sembilan ratus mil. Anggada dilindungi oleh Rama dan akhirnya membantu Rama, berperang melawan Rahwana merebut kembali Dewi Sita, istri Rama. Anggada juga merupakan nama salah satu putera Laksmana dalam wiracarita Ramayana.
Keluarga
Ayah Anggada adalah Raja Wanara bernama Subali, ibunya adalah Tara. Anggada memiliki paman bernama Sugriwa, yaitu adik Subali. Subali dan Sugriwa memiliki adik perempuan bernama Anjani. Hanoman adalah putera Anjani, maka Anggada bersaudara sepupu dengan Hanoman. Saat masih muda, Subali tewas karena panah Rama. Setelah itu, Anggada dirawat oleh Sugriwa.
Petualangan mencari Sita
Saat Sugriwa mengerahkan ksatria wanara pilihan untuk mencari Dewi Sita, Anggada turut serta bersama para ksatria wanara lainnya sepertiHanoman, Jembawan, Nila, Dwiwida, Gandamadana, dan lain-lain. Mereka menjelajahi wilayah India Selatan, sampai tiba di sebuah gua, kediaman arsitek Mayasura. Setelah menjelajahi gua, Anggada dan para wanara bertemu dengan Swayampraba. Atas bantuannya, Anggada dan para wanara tiba di sebuah pantai. Di pantai tersebut, para wanara bertemu dengan Sempati. Kemudian Anggada menuturkan maksud perjalanannya dan ia meminta bantuan Sempati. Atas petunjuk Sempati, para wanara tahu bahwa Sita masih hidup dan sedang ditawan di Alengka oleh Raja Rahwana.
Perang di Alengka
Sebelum peperangan di Alengka meletus, Rama mengutus Anggada agar memberi kabar kepada Rahwana untuk segera menyerahkan Dewi Sita. Setelah mendengar pesan Rama yang panjang lebar, Anggada mohon pamit lalu pergi ke tempat Rahwana. Di hadapan Rahwana, Anggada memperingati agar Sita segera dikembalikan jika tidak ingin peperangan meletus. Rahwana yang keras kepala, tidak menghiraukan peringatan Anggada namun mencoba mengerahkan pasukannya untuk menangkap wanara tersebut. dengan sigap, Anggada melompat ke udara sehingga ia lolos. Setelah itu, ia merobohkan menara istana. Dengan sekali lompatan, ia terbang kembali ke tempat Rama.
Saat pertempuran pertama berlangsung, Anggada bertemu dengan Indrajit, putera Rahwana. Dua prajurit tersebut bertempur dengan jurus-jurus yang mengagumkan. Para wanara bersorak-sorak kegirangan karena kagum dengan ketangguhan Anggada, sebab panah-panah yang dilepaskan Indrajit tidak membuat Anggada gentar. Namun kemudian Indrajit mengalihkan serangannya kepadaRama. Pertempuran pada hari itu pun diakhiri sebab Rama tak berkutik. Setelah Rama pulih kembali, para wanara melanjutkan penyerangannya. Pada pertempuran kedua, Anggada bertemu dengan Bajradamstra. Setelah pertarungan sengit terjadi dalam waktu yang lama, Bajradamstra gugur di tangan Anggada.
Ketika peperangan di Alengka usai, Anggada dan para wanara lainnya diundang ke Ayodhya untuk menerima penghargaan atas jasa-jasa mereka karena telah menolong Rama menyelamatkan Sita.
Anggada dalam Pewayangan Jawa
Dalam cerita pewayangan Jawa, Anggada yang terkenal sakti diberi gelar Jaya yang berarti unggul oleh Rama, sehingga disebut Jaya Anggada. Di dalam lakon “Anggada Balik”, ia diutus Rama pergi ke Alengka untuk mengukur kekuatan bala tentara Alengka. Karena hasutan Rahwana, yang mengatakan bahwa pembunuh ayahnya adalah Sri Rama, Anggada kemudian mengamuk dan berbalik akan membunuh Rama. Tetapi Hanoman kemudian dapat menaklukkan dan menginsyafkan serta menyadarkannya. Akhirnya Anggada kembali menyerang Alengka dan berhasil membawa mahkota Rahwana dan dipersembahkan kepada Rama. Dalam pewayangan sering digambarkan sebagai kera berbulu merah. Sumber