Jumat, 16 April 2010
GARENG KESASAR JILID SATU
VERSI BAHASA INDONESIA
Semenjak musim kemarau enam bulan yang lalu bersama dua orang kawannya, Gareng yang pergi merantau ke Surabaya tak kunjung pulang ke desa. Sedangkan dua orang kawan si Gareng sudah beberapa minggu yang lalu telah kembali ke desa. Gareng sendiri yang kata kedua temannya bekerja ikut orang dan terpisah dengan mereka sampai saat ini belum ada kabar beritanya untuk pulang ke desa.
Hal ini membuat anak dan isterinya terus menerus menangis. Membuat hati mertuanya yaitu Ki Lurah Semar bertambah sedih. Betapa tidak, Gareng merupakan anak tertua yang sudah berkeluarga. Sedangkan Petruk dan Bagong masih senang membujang.
Melihat kesedihan yang menimpa anak-isterinya Gareng, Ki-Lurah Semar akhirnya memutuskan untuk menyuruh Petruk dan Bagong untuk mencari dan membawa pulang si-Gareng di Surabaya.
Petruk :
"Waduh Surabaya khan kota metropolitan ke dua setelah Jakarta Moo ..., kota besar tentunya sangat ramai dan sulit sekali untuk menemukan Kang Gareng ?!"
Bagong :
"Benar Romo !! Kita akan sangat lama sekali untuk dapat menemukan Kang Gareng nantinya. Bisa habis perbekalan kita untuk beberapa hari saja nanti Moo ...!!"
Lurah Semar :
"Apa kalian ini tidak kasihan melihat kakak ipar dan keponakanmu terus-menerus menangis kangen dengan bapaknya seperti itu toh tole...!!"
Petruk :
"Yaa kasihan Moo ..., tapi kami belum pernah ke Surabaya sama sekali ...!!
Betul tidak Gong ...!!"
Bagong :
"Benar Moo ..., kita ini orang desa yang tak pernah ke-mana-mana...
Lha wong setiap hari selalu bergelut dan berkecimpung menggarap sawah melulu ...!!"
Lurah Semar :
"Meskipun kalian ini orang desa, tapi kalian berdua khan pernah sekolah dan masih bisa baca-tulis ...!!
Sedangkan kakakmu si-Gareng, yang dulu mogok disuruh sekolah oleh Romo ..., tentunya tak dapat membaca..., apalagi menulis!! Jadi apa anak itu sekarang berani-beraninya merantau ke Surabaya ?!" (Kata Romo Semar menunjukkan wajah yang sedih).
Petruk :
"Kata Parjo dan Paiman yang mengajak Gareng ke Surabaya..., mereka telah putus kontak dengan Kang Gareng ketika Kang Gareng mau ditawari orang untuk ikut kerja kuli batu di Pelabuhan Tanjung Perak !!"
Ki-Lurah Semar :
"Oalah Reng... Gareng !! Lha wong disini saja kehidupanmu sudah berat ...!! Kok malah pergi ke Surabaya dengan pekerjaan yang sama-sama beratnya seperti disini !!" (Ki-Lurah Semar bertambah sedih hatinya).
Bagong :
"Sudahlah Moo...!! Janganlah Romo ikut sedih...., biar kami nanti yang akan mencari Kang Gareng di Surabaya ...!!" (Kata Bagong menghibur bapaknya).
Petruk :
"Yaa Moo..., kami pasti berangkat ke Surabaya besok pagi ...!!" (Tambah Petruk turut menghibur bapaknya yang sedih itu).
Ki-Lurah Semar :
"Benar yaa tole...?! Kasihan kakakmu disana sendirian tak ada sanak famili sama sekali. Oaalah Reng... Gareng ....!! Nasibmu kok seperti itu toh tole ...!!" (Ki-Lurah Semar mulai meneteskan air mata. Menambah sedih pula hati Petruk dan Bagong).
Petruk :
"Gong...!! Kamu punya simpenan uang berapa Gong ?!" (Tanya Petruk dengan nada serak).
Bagong :
"Kemarin lusa sudah aku belikan pupuk urea Kang Petruk ...!! Kini cuma tinggal dua puluh lima ribu saja !!" (Jawab Bagong sambil mengkucek matanya yang mulai sembab).
Ki-Lurah Semar :
"Itu..., ambil saja tabungan Romo untuk bekal kalian besok ... !!"
Petruk :
"Tidak perlu Moo..., itu khan uang simpanan Romo untuk naik haji ...!! Tidak perlu kita memakai uang itu Moo ..., nanti bisa kualat aku dan Bagong ...!!"
Bagong :
"Kamu sendiri punya simpanan uang berapa Kang Petruk ?! (Tanya Bagong yang juga mulai meneteskan air mata).
Petruk :
"Aku sih masih ada seratus lima puluh ribu ...Gong !!" (jawab Petruk).
Bagong :
"Apa masih kurang Kang ..., buat bekal ke Surabaya besok ?!"
Petruk :
"Aku kira sih....,eeng... mungkin cukup untuk beberapa hari di sana !!" (Jawab Petruk agak ragu-ragu).
Bagong :
"Iya Kang ...!! Tapi kalau satu minggu Kang Gareng belum kita temukan bagaimana ?!"
Petruk :
"Itu yang susah Gong ...!! Makan apa kita di sana nanti ?! Bisa-bisa kita sama seperti Kang Gareng ...!!"
Bagong :
"Sama apanya Kang ...?!"
Petruk :
"Yaa..., kita sama-sama bisa pergi ke Surabaya tapi tidak dapat pulang kembali ke desa ...!!"
Ki-Lurah Semar :
"Lebih baik bawa saja uang simpanan Romo itu Truk ...!!"
Petruk :
"Nggak perlu Moo ...!! Biar kami nanti cari utangan di tetangga sebelah khan bisa...!! Daripada memakai uang untuk keperluan naik haji....!! Apa Romo ingin aku dan Bagong kuwalat Moo...?!"
Ki-Lurah Semar :
"Yaa nggak ingin Tole...!1 Siapa sih yang menginginkan anak-anaknya celaka ?! Kehilangan Gareng kakakmu saja sudah seperti ini hati Romo ...!!"
Bagong :
"Aku punya akal Kang Petruk !!" (Tiba-tiba wajah Bagong agak ceria).
Petruk :
"Akal bagaimana Gong ?!" (Tanya Petruk pada adiknya si-Bagong yang memang terkenal cerdik dan banyak akal itu).
Bagong :
"Bagaimana kalau uang kita itu hanya untuk bekal transport naik kendaraan pulang -pergi saja ...!!"
Petruk :
"Lha bekal kita untuk mengisi perut apa Gong ?!" (Potong Petruk penasaran).
Bagong :
"Kita bawa saja jagung mentah...!! Khan Romo Semar masih punya simpanan beberapa ikat jagung di lumbung belakang !!"
Petruk :
"Tiap hari kita makan jagung Gong...?!"
Bagong :
"Yaa iyaa laah..., masak makan kayu...!!"
Petruk :
"Syukur... kalau Kang Gareng kita temukan satu-dua hari saja!! Tapi kalau lebih dari satu minggu..., kita makan jagung terus bisa jadi ayam kita nanti Gong !!"
Bagong + Semar :
"Hehehe....!!" (Bagong dan Ki-Lurah Semar mulai dapat tertawa)
Petruk :
"Yaa nggak apa-apa Gong !! Besok kita berbekal jagung saja...!!" (Sahut Petruk sambil nyengir seperti kuda).
BERSAMBUNG KE : GARENG KESASAR JILID DUA