Jumat, 28 Mei 2010

GARENG KESASAR JILID TIGA



Akhirnya Petruk dan Bagong-pun ikut meluncur ke luar desa menuju kota. Tujuan mereka cuma satu ingin segera menemukan kakak mereka Gareng yang tak kunjung pulang.

Teriknya mentari kian lama kian menyengat sebagai tanda hari kian siang. Pepohonan seakan memancarkan sinarnya sendiri hijau berkilauan. Truk sayuran yang membawa hasil bumi dan panenan warga desa meliak-liuk dijalanan menuruni pegunungan.

Truk itu melaju dengan kecepatan rata-rata, maklum memang kondisi jalanan yang mereka liwati tidak semulus jalanan aspal di kota besar. Jalanan yang mereka lewati penuh dengan lobang yang menganga. Batu-batuan besar berserakan di kiri-kanan jalan menuntut siapa saja yang melewati jalanan itu harus benar-benar ekstra hati-hati.

Petruk dan Bagong berdiri tersenyum dibelakang box truk yang mereka tumpangi. Walaupun cuma dapat berdiri diantara berbagai macam tumpukan hasil panenan warga desa dan beberapa ekor kambing di atasnya tak membuat mereka merasa riskan.

Maklum, hidup sebagai orang gunung yang baru pertama kali ini mereka turun gunung untuk pergi ke kota dengan tujuan terpaksa. Mata kedua anak gunung itu terbuka lebar-lebar seakan tak ingin melewatkan setiap jalanan yang mereka lewati. Terlebih Bagong, yang tak pernah berhenti bertanya setiap sesuatu yang belum dikenalnya selalu ditanyakan pada si-Petruk.

Untungnya si-Petruk, yang sedikit luas pengalamannya mau menanggapi kekurangan adiknya. Ia dengan lantang menjawab setiap pertanyaan Bagong sebatas kemampuan yang ia miliki.

Tanpa terasa, truk yang mereka tumpangi kini telah memasuki perkotaan. Bagong yang sejak dari tadi nerocos kian bertambah bloon-nya. Mulutnya seakan sulit di-rem, nerocos terus bagai kompor ngebros.

Bagong :
"Lha itu apa ? ... Lho yang itu apa lagi Kang Petruk ? Waduh.. waduh apa lagi itu Kang ?" (Dengan mata jelalatan toleh kiri-kanan sambil melongo keheranan).

Petruk :
"Hehehe...., itu toko televisi Gong !! Yang itu lagi bengkel sepeda motor ....!! Nah ...!! Yang itu orang jualan bakso keliling ...!!" (jawab Petruk).

Bagong :
"Kalau yang digotong itu apa-an Kang Petruk, kok diikuti banyak orang berkerudung ?"

Petruk :
"Oh itu..., itu orang mati yang di bawa ke pemakaman Gong !!"

Bagong :
"Lha .. yang itu apa lagi Kang..., kok joget-joget sendiri ?"

Petruk :
"Itu anak lagi dengerin musik di Hp !"

Bagong :
"Apa itu Hp Kang Petruk ...??"

Petruk :
"Hp yaa ... semacam telepon yang dapat disimpan di saku !!"

Bagong :
"Kalau itu... apa lagi Kang..., berdiri di pinggir jalan pakai kumis melintang ?"

Petruk :
"Itu yang namanya Pak Polisi Gong ...!! Ia sedang bertugas menjaga ketertiban lalu lintas !!"

Bagong :
"Oh..., itu yang namanya Pak Polisi !! Pantas gagah dan berwibawa begitu yaa Kang Petruk !!"

Petruk :
"Yaa.. iyallaah Gong!! Kalau Polisinya seperti kamu ..., ntar tidak ada yang takut dan pada melanggar peraturan semua !!"

Bagong
"Hehehe ....!!" (meringis seperti kucing)

Petruk :
"Nah ..., ada untungnya juga kita ke kota yaa Gong !! Kita jadi tahu langsung apa-apa yang belum pernah kita lihat!!"

Bagong :
"Iya... yaa Kang !!"


BERSAMBUNG KE LAIN WAKTU DISERI BERIKUTNYA