Jumat, 03 Desember 2010

WAROK SUROMENGGOLO


CERITO BONGSO :

Dipati Trenggalek memberikan ganjaran (hadiah) kepada Ki Secodarmo (Gunoseco) dan kerabat serta murid-muridnya karena berhasil menumpas dan mengusir para perampok yang selalu mengganggu ketentraman kadipaten Trenggalek. Bahakn anak Ki Secodarmo yang bernama Roro Suminten akan dijadikan menantu, dipersandingkan dengan putra Sang Dipati yang bernama Raden Subroto.

Tetapi, diam-diam Raden Subroto menghilang dari kadipaten karena dia tidak bersedia menjalani perkawinan dengan Roro Suminten. Akibatnya, Ki Secodarmo dan kerabat yang telah menyiapkan pesta perkawinan sangat terpukul, bahkan Roro Suminten, calon pengantin menjadi gila…

Dalam perjalanannya, Raden Subroto bertemu dengan Roro Warsiyani (Cempluk), anak Ki Suromenggolo, Warok Desa Ngampal keduanya pun saling jatuh cinta. Ki Suromenggolo senang menerima lamaran Raden Subroto, kemudian eduanya dipersandingkan menjadi suami isteri. Selajutnya, pengantin Subroto dan Cempluk boyong ke kadipaten Trenggalek


Dalam acara pesta penyambutan, Roro Suminten yang gila dating dan ikut menari kegirangan. Semua orang melihat, tapi tak ada yang mengenalinya sebagai Roro Suminten.

Saat itu Warok Singo Korba, adik seperguruan Secodarmo dan Suromenggolo mendekati Cempluk, Singo Kobra menganggap Cempluk sebagai penyebab gagalnya perkawinan dan gilanya Suminten. Lalu Singo Kobra menusuk pinggang Cempluk dengan kerisnya. Cempluk menjerit dan Geger alun-alun, Singo Kobra membawa Suminten.

Cempluk dapat disembuhkan oleh Suromenggolo dengan Pusaka RuyungBang, pemberian Sang Batara Katong, gurunya. Kemudian Suromenggolo mengejar Singo Kobra dan bertemu dengan Secodarmo. Keduanya berkelahi sampai Secodarmo mati terkana pusaka Suromenggolo yang bernama Ki Naga Sasar.

Singo Kobra melawan Suromenggolo, sampai Singo Kobra mati terkena pusaknya sendiri yang bernama Naga Rejeng. Suminten disembuhkan oleh Suromenggolo dan menjadi isteri kedua Raden Subroto.

Sumber : http://www.puspobudoyo.org